Halaman

Kamis, 15 Agustus 2013

5 CM. by RIZAL MANTOVANI


"5 CM."
Soraya Intercine Films
Sutradara: Rizal Mantovani
Produser: Sunil Soraya, Ram Soraya
Skenario: Donny Dhirgantoro
Rilis: 12 Desember 2012 (Indonesia)
Durasi: 125 menit


P E M E R A N

Herjunot Ali sebagai Zafran
Raline Shah sebagai Riani
Fedi Nuril sebagai Genta
Pevita Pearce sebagai Arinda
Igor Saykoji sebagai Ian
Denny Sumargo sebagai Arial

  

  

R E S E N S I
Di atas awan puncak tertinggi Jawa, 
5 sahabat, 2 cinta, sebuah mimpi,
mengubah segalanya. 

-Bangsa yang besar ini juga harus punya mimpi (5 cm)-
Ini kisah tentang 5 orang yang menjalin persahabatan hampir selama sepuluh tahun tanpa pernah sekalipun melewatkan waktu untuk berkumpul. 

ARIAL. Keren, baik, hobby nge-gym, kemana-mana bawa kecap manis, kalau ketemu cewek selalu gugup, dan belum pernah sekalipun pacaran. 

IAN. Badannya paling subur, dan dikutuk sampai sekarang belum selesai skripsinya. Menurut teman-temannya, ada tiga kutukan kenapa Ian belum juga lulus kuliahnya. Kutukan pertama, gila games dan sepakbola. Kutukan yang kedua, pecinta indomie. Dan kutukan Ian yang ketiga, pengoleksi bokep.

RIANI. Layaknya bidadari di antara mereka berlima. Sangat perhatian, dan hafal semua kesukaan teman-temannya. Dan wanita secantik Riani pasti ada kekurangannya. Kalau ada orang makan indomie, dia pasti minta kuahnya. 

GENTA. Manusia dengan segala impiannya. Ia percaya dengan kerja keras suatu hari akan ada saat di mana impiannya menjadi kenyataan. Walaupun banyak wanita yang menyukainya, tapi bagi Genta matanya hanya tertuju pada satu wanita. Riani.

Dan yang terakhir, ZAFRAN. Humanis, idealis, sok puitis, dan narsis. Menyukai Arinda -adik Arial.


Suatu hari, ketika mereka berkumpul di rumah Arial (Ya ampun Zafran....), mereka merasakan 'jenuh' atas persahabatan mereka. Hingga akhirnya mereka sepakat untuk tidak bertemu dan berkomunikasi dengan cara apapun selama tiga bulan.

Tiga bulan bukan waktu yang sebentar, dan selama itulah mereka belajar tentang betapa berharganya persahabatan mereka. Ian yang berjuang menyelesaikan skripsinya (Kasihan banget si Ian...), Zafran yang pantang menyerah mengejar Arinda ("Iya bang Zafran, ada apa?" Aaaargh.... Ampun deh ini cewek!!!), Riani yang kembali memikirkan 'dia' (Come on, sekarang itu udah jaman emansipasi wanita!), Genta yang merindukan kehadiran Riani (Ungkapin dong, jangan diem aja!), dan Arial yang berani berkenalan dengan cewek dan memacarinya (Akhirnya....).

Tanggal 7 Agustus sebuah sms yang dikirim Genta ke keempat sahabatnya memberikan angin segar pada perjuangan 'individu' mereka. Mereka diminta berkumpul di Stasiun Kereta Api Senen pukul 2 siang. Dan tepat seminggu kemudian, Genta, Zafran, Riani, Arial, Ian, dan Arinda berkumpul. Perjalanan kereta Jakarta - Malang mengawali pertemuan dan perjalanan mereka kembali. (Adegan waktu Ian ngejar kereta bikin jengkel. Terlalu didramatisir. Kenapa harus ngejar pintu gerbong di depan sih kalau lewat pintu gerbong belakangnya juga bisa?! Ampun deh! *ketularan Juple). 

Disepanjang perjalanan, mereka disuguhi pemandaangan yang begitu indah. Persawahan yang membentang luas dengan tanaman padi yang menguning sungguh memanjakan mata.
Negeri ini indah sekali, Tuhan. Bantu kami menjaganya. Amin. -Zafran-
Sesampainya di Stasiun Malang, mereka melanjutkan perjalanan menggunakan Jeep menuju Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (Bromo keren banget... :*). Genta membawa mereka mendaki Gunung Semeru atau yang lebih dikenal dengan nama Mahameru.
Kaki yang akan berjalan lebih jauh dari biasanya, tangan yang akan berbuat lebih banyak dari biasanya. -Genta-
Mata yang akan menatap lebih lama dari biasanya. -Ian-
Leher yang akan lebih sering melihat ke atas. -Arial-
Lapisan tekad yang seribu kali lebih keras dari baja. -Riani-
Hati yang akan bekerja lebih keras dari biasanya. - Zafran-
Serta mulut yang akan selalu berdoa. -Arinda-
Mereka bermalam di Resort Ranupani. Dan keesokan harinya mereka melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki. Perjalanan sesungguhnya baru di mulai!


Kebersamaan mereka sungguh indah, seindah pemandangan di sana. Segala perhatian Genta untuk Riani, dan segudang gombalan Zafran untuk Arinda, tak bisa mengalahkan indahnya Ranu Kumbolo, surganya Gunung Semeru. 
Semua cinta harus diungkapkan. Gak ada cinta yang gak diungkapkan. Kecuali oleh orang yang terlalu cinta diri sendiri.
Di Ranu Kumbolo, selain indahnya danau, juga ada tanjakan cinta. Mitosnya, kalau kita naik ke atas bukit itu sambil terus memikirkan orang yang kita cintai nantinya semua mimpi tentang cinta kita akan terwujud. Dengan syarat tidak boleh melihat ke bawah sekali pun (Kasihan Zafran sama Ian. Gara-gara teriakan si Genta...).

Setelah melewati Kali Mati dan peristirahatan terakhir -Arcupodo, di mulailah pendakian sesungguhnya.
Malam itu di Arcupodo, kita sadar, mungkin kita bisa tulis seindah mungkin dan berbicara setinggi langit tentang persahabatan. Tapi malam itu, Mahameru memberi arti sebenar-benarnya dari sebuah persahabatan. Dan atas nama persahabatan di tanah air kita tercinta ini, di tanggal 17 Agustus, dimana impian ini layak untuk diperjuangkan. -Zafran-  
Di sini lintasan pendakian bukan lagi hutan ataupun padang rumput. Sisa lahar dingin. Batu dan pasir. (Lagi-lagi adegannya terlalu didramatisir. Kasihan Fedi, udah susah-susah beradegan 'ciuman', tapi gak kelihatan.... Walaupun gitu, samudra di atas awan menghapus semuanya! Sumpah, keren abis!)


Perjalanan mendaki puncak membuat mereka sadar akan indahnya Indonesia. Menumbuhkan rasa nasionalisme di hati mereka. Dan perjalanan Mahameru itu bukan perjalanan alam. Tetapi perjalanan hati.

Film ini diambil dari sudut pandang Zafran. Dengan jiwa pujangganya, Zafran mampu menghadirkan untaian kata-kata yang mampu menginspirasi para penikmat kisah persahabatannya. Zafran sendiri diperankan oleh Herjunot Ali. Di sini, ia berhasil memerankan sosok Juple yang tergila-gila pada Arinda (Tampang mesumnya bikin ngakak...:D).

Film ini mampu menumbuhkan rasa nasionalisme. Dan film ini juga membuktikan bahwa kita patut untuk menjaga dan mencintai negeri kita tercinta ini. Indonesia. Negeri yang amat indah. Buat apa pergi ke luar negeri, kalau di negeri sendiri ada tempat seindah Mahameru.... 
Kita berlima percaya pada satu hal, sederhana tapi luar biasa, ada dalam setiap diri manusia bila ia meyakininya. Sebuah impian. Setiap kamu punya mimpi, keinginan, atau cita-cita kamu taruh di sini, di depan kening kamu. Jangan menempel, biarkan dia menggantung, mengambang 5 centimeter di depan kening kamu. Jadi dia gak akan pernah lepas dari mata kamu. Kamu bawa impian kamu itu setiap hari, kamu lihat setiap hari, dan percaya bahwa kamu bisa, bahwa kamu akan berdiri lagi setiap kamu jatuh, apapun hambatannya. Kamu bilang sama diri kamu sendiri kalau kamu percaya sama impian kamu, dan kamu gak akan pernah menyerah. Belum pernah ada bukti-bukti nyata dalam angka yang bisa dipecahkan oleh ilmu pengetahuan tentang bagaimana keajaiban sebuah impian, persahabatan, cinta, dan keyakinan bisa membuat begitu banyak perbedaan dan bisa mengubah kehidupan manusia, belum pernah ada. Hanya mimpi dan keyakinan yang bisa membuat manusia berbeda dengan makhluk lainnya. Hanya mimpi dan keyakinan yang membuat manusia menjadi sangat istimewa di mata Sang Pencipta. Dan yang bisa dilakukan seorang makhluk yang bernama manusia terhadap mimpi-mimpi dan keyakinannya adalah mereka hanya tinggal mempercayainya. Percaya pada 5 centimeter di depan kening kamu. -Zafran-


A D E G A N












DIADAPTASI DARI :


Judul: 5 cm.
Pengarang: Donny Dhirgantoro
Penerbit: Grasindo
Cetakan pertama: 2005
ISBN: 979-759-1514
Tebal: 382 hlm






RATING 4 of 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar